Sabtu, 08 Oktober 2011

Pernikahan Muhammad Dengan Khadijah

Khadijah binti Khuwailid ibn Asad ibn Abdul Uza ibn Qushay ibn Kilab adalah seorang wanita yang bijaksana, terhormat dan pandai. Ia berasal dari keluarga Bani Quraisy yang paling terkemuka dan sangat kaya raya, sehingga lelaki dari kaumnya banyak yang berlomba-lomba untuk mempersuntingnya.
Suatu ketika Khadijah mendengar kabar tentang sosok Muhammad. Ia mendengar bahwa Muhammad adalah orang yang jujur, sangat menjaga amanah dan memiliki akhlak yang mulia. Maka, Khadijah pun  mengutus seseorang untuk menemui Muhammad dan menawarkan kepadanya untuk ikut serta mendagangkan barang-barang Khadijah ke negeri Syam. Muhammad pun menerima tawaran tersebut, dan berangkat ke negeri Syam untuk berdagang ditemani oleh seorang budak laki-laki Khadijah yang bernama Maesarah. Selama perjalanan tersebut , Maesarah melihat beberapa tanda dan kemukjizatan yang menunjukkan keagungan diri Muhammad.  Salah satu tanda yang terlihat oleh Maesarah saat mereka berada di kota Basra, dalam perjalanan pulang mereka dari Syam. Ketika   itu beliau sedang beristirahat sambil berteduh di bawah sebuah pohon. Tiba-tiba seorang Pendeta dating menemui Maesarah dan berkata, “Sungguh, tidak ada seorang pun berteduh di bawah pohon ini, kecuali ia seorang Nabi.” Kemudian, pendeta itu bertanya kepada Maesarah, “Apakah di kedua matanya terdapat warna kemerah-merahan?” Maesarah menjawab, “Benar!” lalu Pendeta itu berkata lagi, “Kalau begitu, jangan meninggalkannya, karena dia adalah seorang Nabi, yakni penutup para Nabi.” Selain tanda tersebut, Maesrah juga selalu melihat adanya dua malaikat yang selalu melindungi Muhammad dari panas matahari ketika teriknya sangat menyengat. 
Dikisahkan pula bahwa, keuntungan yang diperoleh Khadijah dari Muhammad sangat berlipat. Karena itu Khadijah pun memberikan upah atau hasil yang berlipat pula kepada Muhammad. 
Maka, sekembalinya ke Mekah, Maesarah pun menceritakan semua hal yang dilihatnya kepada Khadijah. Cerita Maesarah tersebut semakin memperkuat keluhuran budi dan tingginya keagungan pribadi Muhammad yang selama ini dilihat oleh Khadijah. Karena itu Khadijah pun bermaksud meminang Muhammad sebagai suaminya. Khadijah kemudian mengutus sahabatnya, Nafisah binti Minyah, untuk menyampaikan maksudnya  kepada Muhammad. Muhammad pun menerima pinangan Khadijah dan menikah dengannya. Menurut sebagian besar ulama, pernikahan tersebut trjadi pada saat Muhammad berusia 25 tahun.
Khadijah memiliki kedudukan yang mulia di hati Muhammad. Hal itu karena Khadijah memiliki sifat-sifat terpuji dan mulia. Karena, itu di kalangan kaumnya ia dikenal sebagai “Perempuan suci dan Terpelihara.” Dari perempuan mulia inilah keturunan Muhammad, kecuali Ibrahim. Ibrahim lahir dari Rahim Mariah Qibthiyyah.
Menurut kesepakatan Ulama dan ahli sejarah, dari pernikahannya dengan Khadijah, Muhammad dikaruniai anak laki-laki, yaitu Qasim. Anak ini meninggal pada saat masih kecil. Setelah Qasim, Muhammad berturut-turut dikaruniai empat orang puteri, yaitu Zainab, Ruqayyah, ummu Kultsum dan Fatimah. Kemudian yang terakhir adalah Abdullah. Para ulama sepakat bahwa semua anak laki-laki Muhammad meninggal pada saat masih kecil. Sedangkan putri-putri beliau tumbuh sampai dewasa dan sempat mengalami masa kenabian ayahandanya. Mereka semua memeluk Islam dan ikut berhijrah bersama beiau.
Pernikahan ini terus bertahan sampai Khadijah meninggal dunia pada usia 65 tahun. Sementara usia Muhammad saat itu menjelang 50 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar