Sudah menjadi kebiasaan
masyarakat perkotaan Arab kala itu, terutama dari kalangan bangsawan,
menyusukan bayi-bayi mereka kepada para wanita dusun atau kampong yang berada di
pedalaman. Hal itu, mereka maksudkan untuk menghindarkan anak-anak mereka dari
berbagai macam penyakit perkotaan,
memperkuat fisik mereka, membiasakan dan mendidik mereka agar mandiri semenjak
kecil, tidak bergantung kepada orang tua. Selain itu, untuk menjaga kefasihan
logat bahasa Arab mereka.
Demikian pula dengan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau disusui
oleh Halimah binti abi Dzuaib as-Sa’diyah. Dalam masa penyusuannya ini, si
kecil Muhammad tinggal bersama Halimah di rumahnya di perkampungan Bani Sa’ad
selama kurang lebih enam tahun. Setelah itu ia dikembalikan ke pangkuan
ibundanya.
Selama berada dalam asuhan
Halimah Sa’diyah, terjadi banyak hal
yang merupakan wujud dari barakah, perhatian dan perlindungan Allah terhadap
beliau. Halimah Sa’diyah menceritakan bahwa selama Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menyusu kepadanya, air susu payudaranya tak pernah berhenti
mengalir. Sehingga Rasulullah dan anak kandungnya sendiri dapat meminum air
susunya sampai puas. Padahal, sebelum itu anak kandungnya sering menangis kelaparan
karena air susunya tidak mengalir. Bahkan karena tangisnya terkadang ia dan keluarganya tidak bisa
tidur. Disebutkan juga bahwa binatang tunggangan keluarganya yang sebelumnya
tidak pernah mengalirkan air susu, semenjak keberadaan Muhammad di keluarganya,
binatang-binatang itu senantiasa menghasilkan air susu yang segar, sehingga ia
dan suaminya pun selalu kenyang.
Disebutkan juga, bahwa selama penyusuannya
kepada Halimah, pertumbuhan fisik Rasulullah terlihat sangat cepat.
Sumber: Biografi Rasulullah oleh DR. Mahdi Rizqullah Ahmad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar