Senin, 05 September 2011

HAWWA' (ISTRI NABI ADAM ALAIHIS SALAM)


ALLAH AZZA WA JALLA MENCIPTAKAN HAWWA’
 
Setelah Allah Azza wa Jalla menciptakan Adam dan menempatkannya di surga,
Beliau berjalan sendirian di dalamnya tanpa teman yang bisa diajak ngobrol
Atau bersahabat atau istri dimana beliau merasakan ketentraman darinya.
Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla 
Berkehendak menciptakan sesuatu yang memenuhi kehidupan Adam.
Ya, Allah menciptakan Hawwa’ untuk beliau.
Para mufasir berkata bahwa Adam Alaihis Salam tidur sebentar lalu bangun,
Tiba-tiba di kepalanya terdapat wanita yang diciptakan Allah Azza wa Jalla
agar hati beliau damai dengannya dan wanita tersebut bernama Hawwa’.
Wanita tersebut dinamakan Hawaa’
Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup sebelumnya
Atau karena ia ibu segala yang hidup.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata bahwa,

“Hawwa’ diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam Alaihis Salam
Ketika beliau tidur tanpa merasa sakit.”

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Al-Muslim disebutkan Hadits dari 
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Berbuat baiklah terhadap para wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Sesungguhnya sesuatu yang paling bengkok ialah bagian atas tulang rusuk.
Jika engkau meluruskannya, engkau mematahkannya.
Dan jika engkau membiarkannya bengkok, ia tetap bengkok.
Oleh karena itu, berbuat baiklah terhadap para wanita .”


ADAM DAN HAWA DI SURGA
 
Allah Azza wa Jalla memerintahkan Adam dan Hawwa’ menempati surga.
Keduanya diperbolehkan memakan apa saja yang ada di surga dengan semaunya.
Keduanya bebas memetik buah-buahan apa saja yang keduanya inginkan,
kecuali satu pohon yang Allah azza wa Jalla larang bagi Adam dan Hawwa’
Untuk mendekatinya. 

Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik
dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini [37],
yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.”    
Qs. Al-Baqarah ayat 35.
[37] Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya.
ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120,
tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.

Allah Azza wa Jalla berjanji kepada Adam dan Hawwa’
Akan memberikan keduanya sarana-sarana kenikmatan
Jika keduanya menjauhi perintah pohon yang Dia larang untuk didekati.
Jika keduanya tidak mendekati pohon yang dimaksud,
Keduanya tidak akan merasa lapar, tidak telanjang,
Tidak kehausan dan tidak lelah. 

Allah azza wa Jalla  berfirman,
“Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya
dan tidak akan telanjang, dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga
dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".
Qs. Thaaha ayat 118-119.

Kehidupan Adam dan Hawwa di surga adalah 
Kehidupan yang sangat menyenangkan.
Mereka menikmati apa saja yang ada di surga yang disukai mata dan hati.
Adam dan Hawwa’ meminum air mata kebahagiaan,
Hidup enak di bawah naungan surga dan bersenang-senang 
Dengan karunia Allah Ta’ala.
Adam dan Hawwa’ memahami bahwa larangan bagi keduanya
Untuk memakan buah-buahan darisalah satu pohon itu petunjuk,
Pemberitahuan dan nasehat.
Setiap kali keduanya dekat dengan buah-buahan pohon tersebut,
Keduanya langsung menjauh dengan cepat.

IBLIS MEMPERDAYA  ADAM DAN HAWWA’

Iblis yang telah dikutuk Allah mengincar Adam dan Hawwa’,
Karena sebab Adamlah, ia keluar dari rahmat Allah Azza wa Jalla,
Karena ia tidak taat kepada Allah dan tidak sujud kepada Adam
Seperti diperintahkan Allah kepadanya.
Ia pun berfikir keras bagaimana caranya ia bisa mengusir Adam dan Hawwa’
Dari kenikmatan abadi yang diberikan Allah kepada keduanya.
Iblis membisiki Adam dengan maksud menipu, dengki dan
Membuat makar untuk Adam dan Hawwa’. 

Allah Ta’ala berfirman,
“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata:
"Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi[948]
 dan kerajaan yang tidak akan binasa?."   Qs. Thaaha ayat 120.
[948] Pohon itu dinamakan Syajaratulkhuldi (pohon kekekalan), karena menurut syaitan,
orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati, pohon yang dilarang Allah mendekatinya
tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya.
ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120,
tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.

Waktu terus berlalu. Iblis terus saja membisikkan fikiran jahat kepada keduanya,
Menampakkan belas kasihan dan cinta kepada keduanya.
Iblis terus memikirkan cara lain dengan harapan Adam dan Hawwa’
Mau mendengarkan nasehat palsunya.
Iblis pun menggunakan cara penipuan. 

Allah Ta’ala berfirman,
"Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat
atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".
Qs. Al-A’raaf  ayat 20.

Iblis menindak lanjuti bisikan jahatnya kepada Adam dan Hawwa.
Ia berpura-pura bersumpah dengan nama Allah
kepada Adam dan Hawwa’ bahwa ia penasehat keduanya
dan bahwa ia benar-benar menasehati keduanya. 

Allah Ta’ala berfirman,
“Dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya.
"Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang memberi nasehat
kepada kamu berdua", Qs.Al-A’raaf ayat 21.

Dalam perjalanan waktu berikutnya, Adam Alaihis Salam pun lupa.
Akhirnya, Adam dan Hawwa’ memenuhi ajakan iblis. 
Keduanya makan buah-buahan pohon tersebut karena asumsi
Bahwa keduanya akan abadi di Surga.
Setelah keduanya makan buah-buahan tersebut, aurat keduanya terbuka.   
Berhasil sudah tipu daya iblis.
Iblis berhasil menurunkan Adam dan Hawwa’
Dari ta’at kepada Allah kepada maksiat kepada-Nya
Dan menurunkan keduanya ke tingkatan rendah.

TAUBAT ADAM

Setelah Adam dan Hawa memakan buah-buahan tersebut
Karena lupa pesan Allah kepadanya. 

Allah Ta’ala berfirman,
“Dan Sesungguhnya telah Kami perintahkan[947] kepada Adam dahulu,
Maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya
kemauan yang kuat. [947] Qs. Thaaha ayat 115.
Perintah Allah ini tersebut dalam ayat 35 surat Al Baqarah.

Allah Ta’ala kemudian berseru kepada Adam dan Hawa
Untuk mengingatkan keduanya. 

“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) 
Dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, 
Nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya,

Dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga.
kemudian Tuhan mereka menyeru mereka:
"Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu
dan Aku katakan kepadamu:
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
Qs. Al-A’raaf ayat 22.

Mendengar seruan Allah tersebut,
Adam dan Hawa menjadi ingat nasehatNya,
Kemudian keduanya bertaubat kepada Alah Azza wa Jalla,
Mengetahui kekeliruannya,
Menyesali perbuatannya,
Meminta pertolongan dan
Ampunan Allah Azza wa Jalla.

“Keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri,
Dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami,
Niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.” Qs. Al-A’raaf ayat 23.

Setelah itu Adam bangkit dari kekeliruannya’
Mendapat rahmat Allah Ta’ala
Dan bertaubat kepadaNya.

Allah Ta’ala berfirman,
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya,
Maka Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Qs. Al-Baqarah ayat 37.
[40] Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam
sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.

Kalimat  yang dimaksud ayat di atas adalah,

Ya Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau
Yang Maha Suci dengan memujiMu.
Tuhanku, aku telah menganiaya diriku sendiri,
Maka ampunilah aku,
Karena Engkau sebaik-baik Pemberi Ampunan.
Ya Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau
Yang Maha Suci dengan memujiMu.
Tuhanku, aku telah menganiaya diriku sendiri,
Maka sayangilah aku,
Karena Engkau sebaik-baik Penyayang.
Ya Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau
Yang Maha Suci dengan memujiMu.
Tuhanku, aku telah menganiaya diriku sendiri,
Maka terimalah taubatku,
Karena Engkau Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.


ADAM DAN HAWA KELUAR DARI SURGA

Allah pun memerintahkan kepada Adam, Hawwa dan Iblis
Untuk keluar dari surga dan menuju bumi. 

Allah Ta’ala berfirman,
"Turunlah kamu sekalian,
Sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain.
Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan
(tempat mencari kehidupan)
Di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.
Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati,
Dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.
Qs. Al-A’raaf ayat 24-25.

Turunnya Adam dan Hawwa’ dari surga terjadi pada hari Jumat
Seperti disebutkan dalam Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Hari terbaik di mana matahari terbit di dalamnya ialah hari Jumat.
Pada hari tersebut, Adam diciptakan, diturunkan, taubatnya diterima,
meninggal dunia dan hari kiamat terjadi.”

Mereka semua turun dari surga menuju bumi yang kita tempati sekarang.
Ya, Adam, Hawwa’ dan Iblis turun ke bumi.

Namun dimana mereka turun?
Dimanakah surga yang tadinya mereka diami?
Bagaimana cara mereka turun?

Itu semua termasuk hal-hal ghaib yang tidak kita ketahui,
Kecuali sebatas yang dijelaskan Allah kepada kita dan
Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia saja.
Adam dan istrinya.
Iblis dan masyarakatnya.
 Mereka turun k eke bumi untuk saling perang dan memusihi sesama mereka.
Adam dan anak keturunannya ditakdirkan menetap di bumi,
Tinggal di dalamnya dan menikmati apa saja yang ada di dalamnya
Sampai batas waktu tertentu.
Allah menetapkan untuk Adam dan anak keturunanya
Bahwa mereka hidup di bumi, dibangkitkan untuk kembali kepad Allah
Lalu Allah memasukan mereka ke surga atau neraka .

HAWWA ADALAH ISTRI NABI ADAM ALAIHIS SALAM

Nabi pertama yang diutus Allah Ta’ala dengan didukung wahyu
Dan hukum-hukum ialah Adam Alaihis Salam, Bapak manusia.
Tidak diragukan lagi bahwa Adam Alaihis Salam adalah Nabi pertama. 

Firman Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim
Dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),
Qs. Ali Imran ayat 33.

Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu berkata, Aku bertanya,
“Wahai Rasulullah, siapakah nabi pertama?”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ‘Adam Alaihis Salam’.
Aku bertanya, wahai Rasulullah,
Apakah Adam adalah Nabi yang diutus menjadi Rasul?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
‘Ya, Allah menciptakan Adam dengan tanganNya,
Meniupkan RuhNya kepada beliau dan
Beliau berbicara denganNya berhadap-hadapan.

Jadi Hawwa’ adalah istri Nabi pertama yang disebutkan Allah Azza wa Jalla
Di kitabNya dan disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam 
Di Hadits yang mulia.
Juga bahwa Hawwa’adalah wanita pertama yang hidup di bumi ini.

HAWWA’ DI BUMI

Ketika Hawwa’ keluar dari surga, dia telah berpisah dengan kesejahteraan.
Di bumi, Hawwa’ bersama suaminya, Adam alaihis Salam,menghadapi kesulitan.
Keduanya menjalani pertarungan melawan kehidupan,
Sekarang keduanya harus bersusah payah untuk bisa  makan dan hidup.
Di bumi, Adam diajari dalam pembuatan besi dan diperintah membajak sawah.
Setelah panen kemudian Hawwa’ membuatnya menjadi tepung,
Membuat roti dan keduanya memakannya.
Hawwa’ memintal wol dan Adam menenun jubah untuk beliau
Dan menenun baju dan kerudung untuk Hawwa’.
Demikianlah kehidupan Adam dan Hawwa’ di bumi.
Sebelumnya, mereka berdua hidup dan makan enak di surga,
Kemudia turun ke bumi untuk berusaha dan bekerja
Supaya mereka bisa makan dan melanjutkan hidup.

PERJALANAN IBADAH HAWWA’

Dalam perjalanan ibadah,
Hawwa’ membantu suaminya Adam Alaihis Salam dalam membangun Kakbah.
Pembangunan Kakbah oleh Adam dan Hawwa adalah salah satu bukti kenabian. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Allah mengutus Jibril Alaihis Salam kepada Adam dan Hawwa’
Kemudian berkata kepada keduanya, ‘Bangunlah bangunan untukKu.’
Jibril Alaihis Salam membuat garis, lalu Adam menggali
Sedang Hawwa’ mengangkat tanah hingga ia terkena air.
Adam diseru dari bawah tanah, ‘cukup, wahai Adam.’
Dan ketika Adam dan Hawwa’ telah membangun,
Allah Ta’ala mewahyukan kepada Adam agar beliau thawaf dirumah tersebut
Dan dikatakan, ‘Engkau manusia pertama dan rumah ini adalah rumah pertama.”

Zamanpun berganti,
Hingga datanglah periode Nuh.
Zaman terus berlalu hingga akhirnya 
Ibrahim mengangkat pondasi-pondasi daripadanya.

IBU SELURUH MANUSIA.

Hawa’ adalah ibu para wanita dan laki-laki di atas permukaan bumi.
Hawwa’ adalah istri pertama dalam sejarah manusia
Dan wanita yang pertama kali melahirkan. 
Menurut ulama Hawwa’ selalu mengandung bayi kembar laki-laki dan perempuan.
Hawwa’ melahirkan empat puluh anak kembar laki-laki dan perempuan
Dalam dua puluh kali kehamilan.
Hawwa’ melahirkan anak kembar Qabil dan saudara perempuannya Laudza.
Setelah itu, ia melahirkan Habil dan saudara perempuannya bernama Iqlima.
Anak-anak pun besar dan dewasa dalam asuhan ayah dan ibu mereka 
Adam dan Hawwa’.
Qabil dan Habil mulai melanglang buana mencari rezeki dan kebutuhan hidup.
Qabil membajak dan menanam, sedangkan Habil adalah peternak kambing.
Beberapa lama kemudian Qabil dan Habil ingin mempunyai istri
Agar keduanya damai dengannya dan bisa membahagiakan kedua orang tua.
Adam dan Hawwa’ sangat bahagia dengan keinginan Qabil dan Habil.
Allah Azza wa Jalla mewahyukan kepada Adam
Untuk menikahkan Qabil dengan saudara perempuan kembar Habil
dan menikahkan Habil dengan saudara perempuan kembar Qabil.
Adam Alaihis Salam melaksanakan perintah Allah kepada Qabil dan Habil.
Tapi Qabil menolak dan tidak menerima keputusan Adam,
Karena dia berpendapat bahwa saudara perempuan kembar Habil
Tidak secantik saudara perempuan kembarnya.
Qabil dengki kepada saudaranya, Habil.
Di sisi lain, Habil tetap tenang, patuh dan melaksnakan keputusan ayahnya.

KISAH QURBAN

Adam dan Hawwa’ mengetahui apa yang bergejolak di hati kedua anaknya,
Qabil dan Habil.
Tapi, tidak sedikitpun terlintas dalam benak keduanya bahwa Qabil,
Bermaksud jahat kepada saudaranya, Habil.
Adam kemudian memanggil Qabil dan Habil
Kemudian memerintahkan keduanya mempersembahkan qurban
Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Barangsiapa qurbannya diterima, ia lebih berhak atas apa yang diinginkannya.
Qabil dan Habil harus berqurban dengan hewan qurban
Dan meletakkannya di atas bumi hingga api datang kemudian melahapnya
Atau dirusak zaman.
Habil berqurban kepada Allah Azza wa Jalla dengan kambing,
Unta dan harta terbaik yang dimilikinya.
Sedang, Qabil berkurban kepada Allah Azza wa Jalla dengan  hartanya yang jelek
Dan gandum sisa.
Setelah itu datanglah api dari langit, melalap qurban Qabil
Dan tidak mendekat kepada qurban Habil.
Karena itulah, Qabil marah dan dengki kepada saudaranya, Habil.
Kejahatannya muncul karena melihat Qurban Habil tetap utuh seperti semula.
Ketika itulah, Qabil berkata kepada saudaranya, Habil, 

“Qurbanmu diterima, sedang qurbanku tidak, oleh karena itu akan membunuhmu,
Atau engkau harus menjauhi saudara perempuanku dan meninggalkannya.”

Habil berkata, 

“Aku tidak akan melakukannya dan aku tidak akan melanggar perintah ayahku.” 

Qabil berkata dengan nada mengancam kepada Habil, 

“Aku pasti membunuhmu.” Qs. Al-Maidah ayat 27. 

Habil menjawab dengan tenang dan percaya diri, 

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) orang-orang bertaqwa.”
Qs. Al-Maidah ayat 27.

Qabil dan Habil pulang ke rumah, bertemu ayah keduanya
Dan menjelaskan perihal qurban kepadanya.
Adam berkata kepada keduanya, 

“Sesungguhnya Allah telah memutuskan perkara kalian berdua
Dan aku nikahkan kalian berdua seperti yang diperintahkan Allah kepadaku.”

Qabil diam karena menahan amarah.
Dia pun berniat membunuh saudaranya Habil.
Habil berkata kepada Qabil, 

“Saudaraku, bertaqwalah kepada Allah dan janganlah engkau membunuhku.” 

Qabil tidak menerima nasehat Habil dan tetap ingin membunuhnya.
Habil berkata dengan tenang kepada Qabil,

"Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku,
Aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu
Untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah,
Tuhan seru sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan
(membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri,
Maka kamu akan menjadi penghuni neraka,
dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
Qs, Al-Maidah ayat 28-29.

Namun Qabil, tidak mengindahkan semua peringatan, nasehat dan ancaman
Kepadanya karena dia sudah dikuasai oleh hawa nafsunya yang jahat.
Dia kemudian membunuh saudaranya sendiri,
seperti diabadikan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an,

“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya,
Sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.”
Qs, Al-Maidah ayat 30.

Yah, Qabil telah membunuh saudaranya sendiri
Sehingga dia menjadi orang-orang yang merugi.
Ia merugikan dirinya sendiri karena ia akan kembali di akhirat
Dengan dosa pertamanya dan dosanya terakhir.

IBU PEMBUNUH DAN KORBAN PEMBUNUHAN

Habil pun jatuh di tangan Qabil,
Kemudian Qabil duduk di depan mayat saudaranya dalam keadan bingung,
Hendak di bawa kemana?
Dimana harus menyembunyikannya?
Habil adalah anak keturunan Adam yang pertama kali meninggal dunia di bumi ini.
Jadi, pemakaman mayat belum pernah terjadi sebelum itu.
Ketika Qabil berada dalam kebingungan,
Tiba-tiba suara burung gagak memecah suasana.
Burung gagak tersebut berada di dekat Habil.
Peristiwa tersebut diabadikan al-Quranul Karim. 

Allah Ta’ala berfirman,
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi
Untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya
Menguburkan mayat saudaranya[410].
Berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat
Seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?"
Karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.”
[410] Dipahami dari ayat ini bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam
dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.

Adam sangat sedih atas kematian anaknya, Habil hingga bertahun-tahun.
Demikian pula dengan istrinya Hawwa’,
Dia adalah ibu korabn sekaligus ibu seorang pembunuh.
Ibnu Asakir Rahimahullah meriwayatkan di Tarikhnya 
Bahwa ketika Habil di bunuh Qabil, 

Adam berkata kepada Hawwa’, “Hai Hawwa’, anakmu mati.” 

Hawwa’ bertanya, “apa kematian itu?.” 

Adam menjawab,  
“Kematian adalah tidak makan-minum, tidak beridiri dan berjalan 

Serta tidak berbicara selama-lamanya.” 

Hawwa’ menjerit histeris.
Kesedihan adam dan Hawwa’ atas kematian 
Habil berlangsung lama sekali.

Hari-hari terus berjalan.
Adam dan Hawwa’ semakin tua.
Anak-anak keturunannya semakin banyak di bumi.
Adam Alaihis Salam mengajak anak-anak keturunan beliau kepada Allah
Dan menjelaskan keagungan Allah kepada mereka.
Beliau juga menceritakan tipu daya iblis terhadap dirinya dan istrinya, Hawwa’
Dan menyuruh mereka bersikap waspada dan hati-hati terhadap fitnah dan tipu daya iblis.

PERJALANAN TERAKHIR HAWWA’

Pada suatu hari Jumat, Adam alaihis Salam menghembuskan nafas terakhirnya.
Hawwa’ sedih luar biasa atas kematian suaminya tercinta
Dan beliau hidup setahun sepeninggal Adam Alaihis Salam.
Kemudian beliau wafat dan dimakamkan bersama suaminya, Adam Alaihis Salam.
Adapun lokasi wafatnya Hawwa’ , beberapa ahli sejarah berbeda pendapat
Tentang hal tersebut.
Namun sebagian Ulama mengisyaratkan bahwa Hawwa’ wafat 
Di Jazirah Arab. 

Itulah Hawwa’ ibu seluruh manusia. 

Itulah kehidupannya di surga.
Kehidupannya dilanjutkan di bumi untuk menyempurnakan apa yang telah
Digariskan takdir yang telah ditentukan untuknya.
Di bumi, Hawwa’ adalah ibu seuruh ibu dan panutan mereka dalam keibuan
Dan seluruh pekerjaan yang sudah menjadi pekerjaan para istri.
Ia ajarkan seluruh pekerjaan tersebut kepada anak-anak putrinya
Agar kehidupan manusia berlanjut sampai batas waktu yang ditentukan
Allah hingga akhirnya Allah mewarisi bumi beserta isinya.

Mudah-mudahan Allah meridhai ayah kita semua, Adam
Dan meridhai ibu kita semua, Hawwa’
Serta menempatkan keduanya di Surga.
Aamiin….. 

(dari Buku Istri-Istri Para Nabi 
Karya Ahmad Khalil Jam'ah Syaikh Muhammad Yusuf bin Yusuf Ad-Dimasyqi
dgn beberapa perubahan)



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar